Perkembangan Agama

 Perkembangan Agama

Ditulis Oleh:
Kurnia Dwi Melvia
PGSD B/3

Pengertian Perkembangan Agama
Jika perkembangan moral anak tidak terjadi sejak lahir, perkembangan agama pada anak menurut ajaran Islam telah ada sejak anak lahir. Fitrah beragama dalam diri manusia merupakan naluri yang menggerakkan hatinya untuk melakukan perbuatan “suci” yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa telah ada dalam diri anak sejak dia berada di tulang sulbi orang tuanya.

Tahap-Tahap Perkembangan Agama
1. The Fairy Stale Stage (Tingkat Dongeng)
Konsep Tuhan pada anak usia 3–6 tahun banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga dalam menanggapi agama anak masih menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng-dongeng yang kurang masuk akal. Cerita Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng-dongeng.

2. The Realistic Stage (Tingkat Kepercayaan)
Pada tingkat ini pemikiran anak tentang Tuhan sebagai bapak (pengganti orantua) beralih pada Tuhan sebagai pencipta. Hubungan dengan Tuhan yang pada awalnya terbatas pada emosi berubah pada hubungan dengan menggunakan pikiran atau logika.
Pada tahap ini teradapat satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa anak pada usia 7 (tujuh) tahun dipandang sebagai permulaan pertumbuhan logis, sehingga wajarlah bila anak harus diberi pelajaran dan dibiasakan melakukan shalat pada usia dini dan dipukul bila melanggarnya.

Perasaan Beragama Pada Remaja
Daradjat (1970) menyatakan ada empat sikap remaja dalam beragama, yaitu: 
1. Percaya ikut- ikutan
Percaya ikut- ikutan ini biasanya dihasilkan oleh didikan agama secara sederhana yang didapat dari keluarga dan lingkungannya. Namun demikian ini biasanya hanya terjadi pada masa remaja awal (usia 13-16 tahun).

2. Percaya dengan kesadaran 
Semangat keagamaan dimulai dengan melihat kembali tentang masalah-masalah keagamaan yang mereka miliki sejak kecil. Mereka ingin menjalankan agama sebagai suatu lapangan yang baru untuk membuktikan pribadinya, karena ia tidak mau lagi beragama secara ikut- ikutan saja. Biasanya semangat agama tersebut terjadi pada usia 17 tahun atau 18 tahun.

3. Percaya, tetapi agak ragu-ragu 
Keraguan kepercayaan remaja terhadap agamanya dapat dibagi menjadi dua: 
a. Keraguan disebabkan kegoncangan jiwa dan terjadinya proses perubahan dalam pribadinya. Hal ini merupakan kewajaran. 
b. Keraguan disebabkan adanya kontradiksi atas kenyataan yang dilihatnya dengan apa yang diyakininya, atau dengan pengetahuan yang dimiliki.

4. Tidak percaya atau cenderung ateis
Penelitian Masganti (2005), menunjukkan remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang berkesinambungan dari orang tua cenderung memiliki sikap beragama ikut-ikutan atau ragu-ragu.

Motivasi Beragama Pada Remaja
Menurut Dister motivasi beragama pasa diri manusia dapat dibagi menjadi empat jenis motivasi, yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi yang didorong oleh rasa keinginan untuk mengatasi frustasi yang ada dalam kehidupan.
2. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat.
3. Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia.
4. Motivasi beragama karena ingin menjadikan agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.

Masganti (2011) juga menyatakan ada beberapa motivasi beragama dalam ajaran Islam, yaitu sebagai berikut:
1. Mengharapkam cinta Allah.
2. Melepaskan diri dari rasa putus asa dengan pertolongan Allah.
3. Mengharapkan kehidupan yang bahagia di akhirat.
4. Membina hubungan baik dengan manusia.
Masganti (2011) mengelompokkan keempat motivasi tersebut kedalam dua kelompok yaitu:
1. Motivasi intrinsik yang terdiri dari rasa ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Motivasi ekstrinsik yang terdiri untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan balasan surga.

Faktor-Faktor Keberagaman
Thouless (1992) mengemukakan empat faktor keberagaman yang dimasukkan dalam kelompok utama, yaitu:
1. Pengaruh-pengaruh sosial, seperti pendidikan orang tua, tradisi-tradisi sosial dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakasi oleh lingkungan.
2. Berbagai pengalaman, terdiri dari pengalaman hidup yang dialami seseorang ketika dia menjalankan agama atau meninggalkan ajaran agama.
3. Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi secara sempurna, sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan agama.
4. Proses pemikiran, karena disadari bahwa masa remaja mulai kritis dalam menyikapi soal-soal keagamaan, terutama bagi mereka yang mempunyai keyakinan secara sadar dan bersikap terbuka.

Berbagai Metode Pengembangan Agama
1. Pendidikan Agama dengan Metode Keteladanan
Keteladanan adalah metode tarbiyah yang selaras dengan fitrah manusia. Salah satu dari sifat fitrah yaitu bahwa setiap manusia mendambakan hadirnya seorang tokoh atau figur yang layak menjadi panutan dalam kehidupannya.
2. Pendidikan Agama dengan Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah metode yang harus dilakukan di lingkungan keluarga. Kebiasaan terbentuk dengan selalu melakukannya sehingga menjadi kebiasaan yang permanen. Kebiasaan dapat terjadi melalui pengulangan-pengulangan tindakan secara konsisten.
3. Pendidikan Agama dengan Metode Nasihat
Pemberian nasihat harus dilakukan orang tua, guru, dan anggota masyarakat lainnya kepada anak didik secara konsisten. Orang tua atau guru tidak boleh bosan memberikan nasihat, sebab pemberian nasihat terhadap kebenaran bagian penting dari ajaran agama.
4. Pendidikan Seksual
Peserta didik usia remaja menghadapi dua problem besar. Problem pertama yaitu problem internal, ini secara alami akan terjadi pada diri remaja. Sedangkan problem yang kedua adalah problem eksternal, inilah yang terkategori dalam pembentukan lingkungan tempat remaja berkiprah. Faktor penting yang membuat remaja selamat dalam pergaulannya adalah faktor pemikiran.
5. Pembinaan Akhlak
Dalam ayat-ayat Al-Qur'an mengandung pendidikan akhlak terhadap sesama, yaitu sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi kehormatan kaum muslim.
b. Taubat mendidik manusia agar senantiasa mensucikan jiwa mereka.
c. Husnuzzan.
d. Ta'aruf.
e. Egaliter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Moral

Perkembangan Emosi