Permasalah Remaja dan Solusinya

 Permasalahan Remaja dan Solusinya

Oleh:
Kurnia Dwi Melvia
PGSD B/3

Dimensi-dimensi Perkembangan Remaja 
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1980: 2006). Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
1. Dimensi Biologis
    Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak memiliki kemampuanuntuk bereproduksi
2. Dimensi Kognitif
    Perkembangan kognitif remaja menurut Jean Piaget berada periode terakhir dan tertinggi dalam tahap operasi formal (period of formal operations) (Piaget, 1969: 45). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang. Di sisi lain cepatnya remaja mengalami pubertas menyebabkan perkembangan kognitif tidak sejalan dengan perkembangan biologis remaja.
3. Dimensi Moral
    Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap “pemberontakan” remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat (Kohlberg, 1995: 15). 
4. Dimensi Sosial-Emosional
    Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson sebagaimana dikutip oleh Efri (2007: 4) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Rasa percaya diri dan tanggung jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jatidiri positif pada remaja
5. Dimensi Agama
    Pola perubahan minat beragama pada remaja menurut Hurlock dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode: pertama, periode kesadaran religius (Hurlock, 1980: 216). Saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi anggota kelompok/jamaah agama yang dianut orangtuanya, minat religius meninggi. Kedua, periode keraguan religious. Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan agama pada masa anak-anak, remaja selalu bersikap skeptis pada berbagai bentuk ritual, seperti doa dan upacara-upacara agama yang bersifat formal lainnya. Ketiga, periode rekonstruksi religious. Lambat atau cepat remaja membutuhkan keyakinan agama, meskipun keyakinan agama pada masa anak-anak tidak dapat lagi memuaskan keigintahuannya terhadap agama. 
     Daradjat menyatakan ada 4 (empat) pola kepercayaan beragama pada remaja, yaitu: percaya turut-turutan, percaya dengan penuh kesadaran, percaya tapi agak ragu-ragu, dan tidak percaya terhadap Tuhan (Daradjat, 1970: 71).

Permasalahan Remaja dan Akibatnya 
     Permasalahan akhlak remaja adalah keterlibatan pada remaja dalam praktik akhlak tercela dalam kehidupannya sehari-hari. Akhlak tercela yang selalu terjadi pada remaja saat ini antara lain:
1. Rendahnya Keimanan Remaja terhadap Allah
2. Menurunnya pelaksanaan ibadah pada remaja
3. Penyalahgunaan Narkoba
4. Seks bebas
5. Merokok
6. Bolos sekolah

    Akibat-akibat yang ditimbulkan dari berbagai permasalahan akhlak remaja di atas antara lain:
1. Terkena HIV/AID
2. Mencuri, menodong, mencopet, dan sejenisnya
3. Bunuh diri
4. Berkelahi dengan teman atau antar sekolah
5. Kebut-kebutan
6. Menggugurkan kandungan
7. Berbohong

Solusi Masalah Remaja
Permasalahan akhlak remaja tidak dapat dihindari, tetapi yang harus dipikirkan dan dilakukan adalah menemukan dan melakukan solusi untuk pemecahan masalah yang telah terjadi dan mencegah jika permasalahan belum terjadi. Beberapa solusi yang dapat ditawarkan antara lain:
1. Membekali Keimanan Remaja
Membekali keimanan remaja dapat dilakukan orang tua sejak anak-anak.
2. Memberi Contoh dan Mengingatkan Pengamalan Ibadah Remaja
Pembiasan melakukan ibadah sudah diajarkan sejak masa anak- anak kemudian dilanjutkan pada masa remaja
3. Memberikan informasi tentang bahaya merokok dan narkoba
4. Memberikan informasi tentang pengaturan perilaku seksual dalam Islam
Tahapan tersebut adalah:
a. Membedakan cara berpakaian remaja putra dan putri
b. Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan anak perempuan
c. Melarang sesama remaja laki-laki dan sesama remaja perempuan tidur dalam satu selimut
d. Melarang anak-anak, orang tua, dan anggota keluarga lainnya masuk ke dalam ruang tidur dalam tiga waktu (sebelum shalat subuh, sesudah shalat zhuhur dan sesudah shalat isya) sebelum meminta izin.
e. Menjelaskan larangan Allah mendekati zina (berduaan tanpa muhrim, berpacaran, atau ngobrol antar lawan jenis)
f. Menjelaskan azab Allah kepada pelaku perbuatan mendekati zina atau berzina
g. Menjelaskan akibat perbuatan zina pada kehidupan dunia (kesehatan, sanksi sosial, dan hukuman)
5. Membiasakan anak bersikap terbuka kepada orang tua
Agar dapat menjadi teman akrab bagi anak, orang tua harus bersikap:
a. Menjadi pendengar yang baik bagi anak
b. Menjadi contoh yang baik bagi anak
c. Menjadi pemuji pertama bagi kebaikan yang dilakukan anak
d. Menjadi penasehat terbaik bagi anak
e. Menjadi pelindung terbaik bagi anak
f. Menjadi penghukum yang adil bagi anak
6. Mendoakan Anak
Doa memiliki kekuatan dalam menghindarkan dan mengatasi masalah yang dihadapi seseorang. Orangtua seyogyanya senantiasa mendoakan dirinya dan keturunannya untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Moral

Perkembangan Agama

Perkembangan Emosi